Sabtu, 12 November 2016

Definisi paratext dan kaitannya dengan kodikologi



Definisi Paratext dan Kaitannya denganKodikologi
Matan yang diterbitkan oleh pengarangnya seperti novel, puisi dan sebagainya pasti selalu diiringi unsur-unsur yang disediakan oleh penerbit, percetakan, dan editor yang dapat disebut dengan paratext. Paratext ini merupakan kerangka dari matan inti dan dapat merubah interpretasi masyarakat terhadap matan tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa paratext merupakan sebuah konsep dalam interpretasi sebuah karya sastra.
Paratext terbagi menjadi dua bagian yaitu: peritext dane pitext. Adapun peritext merupakan segala hal yang berkaitan dengan matan/isi dalam suatu buku tetapi bukan matan itu sendiri. Seperti sampul buku, judul buku, tandatangan penulis, penerbit, tahun terbit, kata pengantar, biografi penulis, catatan-catatan yang ada di samping matan tetapi tak ada kaitannya sama sekali dengan matan seperti catatan hutang dan lain-lain. Peritext berfungsi sebagai alat transisi ke matan utama. Peritext menyajikan informasi terlebih dahulu kepada pembaca sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami isi suatu buku. sedangkan epitextmengacu pada unsur-unsur tambahan yang pada awalnya bukan bagian dari buku tetapi tetap membingkai buku tersebut. Seperti, hasil review seseorang terhadap suatu buku, film yang ceritanya dikutip dari sebuah buku baik itu puisi ataupun prosa, hasil wawancara pengarang suatu buku dan lain-lain. Epitext bersifat lebih umu+m dan tak terbatas cakupannya disbanding peritext karena peritext ruang lingkupnya hanya dalam suatu buku sedangkan epitext ruang lingkupnya sangatluas karena mencakup segala sesuatu yang ada diluar fisik suatu buku tetapi tetap membingkai buku tersebut. Adapun pengertian dari paratext itu sendiri adalah gabungan dari peritext dan epitext yaitu segalahal yang berkaitan dengan matan suatu buku baik di dalam buku ataupun di luar buku atau dapat di rumuskan " paratext= peritex +epitext" .
Istilah paratext ini pertama kali dicetuskan oleh seorang strukturalis asal Perancis bernama Gerard Genette. beliau lahir di Paris, Perancis tahun 1930. Beliau menerima jabatan sebagai guru besar di jurusan sastra Perancis di Sorbonne( University of Paris) pada tahun 1967. Diantara posisi lain yang pernah beliau jabat yaitu sebagai Direktur penelitian di school for advanced studies in the social sciences dan kunjungan profesor di Yale University. Genette menghabiskan karirnya untuk memahami bagaimana mengolah penulisan sastra, apa pengaruhnya dan bagaimana membedakanya dengan bentuk penulisan yang lain. Dan salah satu pemikirannya yang paling terkenal adalah konsep narratology. Beliau mendefinisikan paratext itu sendiri adalah segala sesuatu yang tercetak pada suatu buku dan menyertai matan itu sendiri seperti nama penulis, judul, pengenalan, ilustrasi dan lain-lain.
Dapat dipahami dari konsep paratext yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa paratext dan kodikologi memiliki kaitan yang sangat erat. Kodikologi itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari naskah-naskah dari segi fisiknya saja bukan membahas apa yang dikandung oleh naskah itu sendiri baik itu sejarahnya, kondisinya, proses penyalinannya dan lain sebagainya. Dan setiap manuskrip pasti memiliki unsur-unsur paratext baik itu peritext seperti judul manuskrip, sampul, catatan-catatan di samping matan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan apa yang dibahas oleh matan itu sendiri, nama penyalin, nama pengarang dan lain-lain, maupun epitext seperti perdagangan manuskrip, teknik penjilidan manuskrip, katalogisasi manuskrip, salinan manuskrip, hasil terjemahan manuskrip, preservasi manuskrip, dan lain-lain. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa paratext tidak terdapat pada buku-buku saja melainkan manuskrip juga memiliki unsur-unsur paratext yang menjadi objek kajian kodikologi itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar